Kamis, 14 Oktober 2010

Jumat, 02 Juli 2010

A Paper:
STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH
By Fadilla Oktaviana
Student of Postgraduate Program - Sebelas Maret University
Http//:eduanime.blogspot.com
I.Pendahuluan
Penelitian adalah merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam dan hasrat keingintahuan
manusia. Pada dasarnya sifat keingintahuan manusia tersebut telah ada atau muncul sejak
manusia masih kanak- kanak. Dimulai dari pertanyaan- pertanyaan sederhana seperti “ini
apa?”, “apa itu?”, seringkali kita dengar dari ocehan- ocehan anak- anak. Kemudian lebih
lanjut biasanya timbul pertanyaan “mengapa begini?”, dan seterusnya sehingga kemudian
berkembang menjadi pertanyaan “bagaimana hal tersebut terjadi?”, “bagaimana jalan
keluarnya?” dan pertanyaan- pertanyaan lainya. Pertanyaan- pertanyaan seperti tersebut
diatas telah ada sepanjang sejarah manusia. Dan manusia berusaha mencari jawaban atas
berbagai pertanyaan tersebut dan berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan itu
dan berusaha mendapatkan pengetahuan yang benar mengenai hal- hal yang
dipertanyakan tersebut. Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar itu
dapat dilakukan melalui suatu rangkaian penelitian untuk menjawab segala pertanyaan
tersebut.
Penellitian pada dasarnya merupakan suatu proses menghimpun data,
mengadakan pengukuran, analisis, membandingkan, mencari hubungan dan menafsirkan
suatu hal atau penafsiran suatu fenomena/ permasalahan. Pada dasarnya sesuai alur atau
rancangan penelitian (research design) proses- proses tersebut disertai dengan
pendekatan tertentu. Pendekatan- pendekatan tersebut disebut juga metode penelitian.
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi- asumsi dasar,
pandangan- pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu- isu
yang dihadapi (Syaodih, 2005: 52).
Tujuan penerapan pendekatan- pendekatan penelitian tersebut adalah agar
memudahkan peneliti menganalis data dan memudahkan peneliti dalam menjawab
- 1 -
permasalahan yang sedang diteliti. Secara umum ada terdapat dua pendekatan yang
biasanya dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Kedua jenis pendekatan tersebut
adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitaif dan
kualitatif terdapat metode- metode penelitian yang dapat membedakan kedua pendekatan
tersebut.
Dalam pendekatan kuantitaif dibedakan pula antara metodemetode
penelitian ekperimental dan noneeksperimental. Dalam penelitian
kualitatif dibedakan anatara kualitatif interaktif dan kualitatif noninteraktif
(syaodih, 2005 : 53).
Kemudian berdasarkan sifatnya penelitian dibedakan menjadi penelitian dasar, terapan
dan evaluatif. Sedangkan berdsarkan fungsinya penelitian dibedakan menjadi penelitian
deskriptif, prediktif, improftif dan prediktif.
II. Diskusi
A. Penelitian Kuantitatif
1. Definisi dan Paradigma Penelitian Kuantitatif
Pada umumnya penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang
menggunakan statistical data (data statistic). Strategi statistik ini digunakan untuk
mengidentifikasi kasus-kasus yang representatif maupun yang tidak.
Penelitian kuantitif ini menekankan pada fenomena-fenomena
objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi desain penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
stuktur dan percobaan terkontrol (Donald Ari, 2008:53).
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme. Penelitian kuantitatif
dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte (1798-1857). Pada
penelitian ini menekankan fenomena-fenomena objektif yang dikaji secara kuantitatif.
Positivisme diambil untuk membawa suatu pencipatan
pengethauan melalui penelitian yang mengutamakan model ilmu alam;
para saintis menggunakan pendirian penelitian obyektif, yang
- 2 -
mengumpulkan fakta-fakta tentang dunia social lalu membnagun
penjelasan tentang kehidupann soial dengan meyusun fakta-fakta dalam
rantai sebab akibat, sambil berharap bahwa hal ini akan menemukan
hokum-hukum umum tentang bagaimana masyarkat berjlaan. Logikanya
bersifat deduktif, hipitesisnya berasal dari sebuah statemen universal, lalu
diuji dengan penelitian empiric, kemudian mengarah pada verivikasi atau
modifikasi generalisasi yang universal tersebut. (Finch dalam Julia
Brannen, 1997:140).
Penelitian kuantitatif terkait dengan proses induksi enumeratif (induksi yang
ditarik atas dasar penghitungan). Salah satu tujuannya adalah menemukan berapa
banyak dan jenis manusia apa saja dalam populasi umum dan populasi induk yang
mempunyai karakteristik khusus yang ditemukan ada dalam poplulasi sampel.
Tujuannya adalah menyimpulakn sistem karakteristik atau hubungan antara ubahan
dengan populasi induk.
Paradigma Penelitian Kuantiatif
Ada pernyataan dari Egon G. Guba yang cukup menarik untuk ditanggapi di sini,
yaitu bahwa “A paradigm may be viewed as set of basic beliefs (or metaphisies) that
deals with ultimetes or principle”. Keyakinan itu, menurut Guba, merepresentasikan
pandangan dunia tentang hakikat sesuatu, serta merupakan dasar di dalam nurani
dimana ia diterima dengan penuh kepercayaan. Sesuatu yang diyakini kebenarannya
tanpa didahului penelitian sistematis, dalam filsafat ilmu, disebut dengan aksioma
atau asumsi dasar. Keyakinan (beliefs), aksioma atau asumsi dasar tersebut
menempati posisi penting dalam menentukan skema konseptual penelitian, ia
merupakan dasar permulaan yang melandasi semua proses dan kegiatan penelitian.
Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun
berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak
unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur
metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian
dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan
(knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang
- 3 -
berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat
pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam
penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling
utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang
dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus
mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah
fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general
relations between phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah
sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance
given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang
diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada
eksperimen, induksi dan observasi.
Bagaimana pandangan penganut kuantitatif tentang fakta? Dalam penelitian
kuantitatif diyakini sejumlah asumsi sebagai dasar otologisnya dalam melihat fakta
atau gejala. Asumsi-asumsi dimaksud adalah; (1) obyek-obyek tertentu mempunyai
keserupaan satu sama lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi lainnya; (2)
suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu;
dan (3) suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan,
melainkan merupakan akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jadi diyakini
adanya determinisme atau proses sebab-akibat (causalitas). Dalam kaitannya dengan
poin terakhir, lebih jauh Russel Keat & John Urry, seperti dikutip oleh Tomagola,
mengemukakan bahwa setiap individual event/case tidak mempunyai eksistensi
sendiri yang lepas terpisah dari kendali empirical regularities. Tiap individual
event/case hanyalah manifestasi atau contoh dari adanya suatu empirical regularities.
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif
berpandangan bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data
empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi.
Koheren berarti sesuai dengan teori-teori terdahulu, serta korespondens berarti sesuai
dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dari proses
perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui
verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru.
- 4 -
Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,
hypothetico, verifikatif.
Dalam metode kuantitatif, dianut suatu paradigma bahwa dalam setiap
event/peristiwa sosial mengandung elemen-elemen tertentu yang berbeda-beda dan
dapat berubah. Elemen-elemen dimaksud disebut dengan variabel. Variabel dari setiap
even/case, baik yang melekat padanya maupun yang
mempengaruhi/dipengaruhinya, Cukup banyak, karena itu tidak mungkin menangkap
seluruh variabel itu secara keseluruhan. Atas dasar itu, dalam penelitian kuantitatif
ditekankan agar obyek penelitian diarahkan pada variabel-variabel tertentu saja yang
dinilai paling relevan. Jadi, di sini paradigma kuantitatif cenderung pada pendekatan
partikularistis.
Lebih khusus mengenai metode analisis dan prinsip pengambilan kesimpulan,
Julia Brannen, ketika menjelaskan paradigma kuantitatif dan kualitatif, mengungkap
paradigma penelitian kuantitatif dari dua aspek penting, yaitu: bahwa penelitian
kuantitatif menggunakan enumerative induction dan cenderung membuat generalisasi
(generalization). Penekanan analisis data dari pendekatan enumerative induction
adalah perhitungan secara kuantitatif, mulai dari frekuensi sampai analisa statistik.
Selanjutnya pada dasarnya generalisasi adalah pemberlakuan hasil temuan dari
sampel terhadap semua populasi, tetapi karena dalam paradigma kuantitatif terdapat
asumsi mengenai adanya “keserupaan” antara obyek-obyek tertentu, maka
generalisasi juga dapat didefinisikan sebagai universalisasi.
2. Metodologi dalam Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan kedalam penelitian
kuantitatif baik itu bersifat eksperimental maupun noneksperimental. Yang bersifat
eksperimental terdiri dari metode penelitian eksperimental murni, eksperimental
kuasi, eksperimental lemah, dan eksperimental subjek tunggal. Sedangkan yang
bersifat noneksperimental tardiri dari metode penelitian deskriptif, komparatif,
korelasional, survai, ekspos fakto, dan tindakan.
Kuantitatif noneksperimental
- 5 -
a. Penelitian Deskriptif (descriptive research)
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambar fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat
yang lampau. Pada penelitian ini tidak melakukan manipulasi atau pengubahan pada
variabel bebasnya, namun menggambarkan kondisi apa adanya. Penelitian ini sangat
penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian lain atau lanjutan.
Dalam mendeskripsikan suatu keadaan, penelitian ini pun dapat digunakan dalam
mendeskripsikan keadaan beserta tahapan-tahapan perkembangannya. Oleh
karenanya dapat disebut juga penelitian perkembangan (developmental studies).
Contoh penelitian perkembangan yaitu pertumbuhan perekonomian masyarakat di
suatu daerah dengan tahapan perkembangan sebelum ada koperasi, di awal
perkembangan koperasi, setelah koperasi berkembang, sampai setelah koperasi itu
maju. Berdasarkan sifatnya, penelitian perkembangan terbagi menjadi dua, hal ini
berangkat dari maslah yang diteliti yaitu bersifat longitudinal (sepanjang waktu) dan
cross sectional (potongan waktu).
b. Penelitian Survai (Survey Research)
Berdasarkan sifatnya yang menghimpun semua informasi atau isu-isu tertentu
yang berbentuk opini dari jumlah responden yang banyak. Penelitian memliki tiga
karakteristik yaitu 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakter tertentu seperti: kemampuan, sikap,
kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) informasi dikumpulkan melalui
pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu
populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.
Tujuan utama dari metode ini adalah mengetahui gambaran umum karakteristik
dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaiman anggota dari
suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis
kelmain, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survay juga ada yang bersifat
longitudial dan juga cross sectional. Survay longitudinal digunakan untuk
mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kururnwaktu yang
- 6 -
sangta panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam suatu periode waktu
tertentu yang relatif lebih pendek.
c. Penelitian Ekspos Fakto (Expost facto Research)
Fokus penelitian ini mengetahui hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi
atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Objek bahasannya
meliputi aplikasi program dan kegiatan atau kejadian yang sudah dilaksanakan.
Adanya hubungan sebab akibat dasarkan atas kajina teoritis, bhawa sesuatu variabel
disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel
tertentu. Misalnya pelatihan meningkatkan pengethauan atua kemampuan para
peserta, gizi yang cukup pada waktu ibu hamil penyebabnya bayi sehat, koperasi yang
sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya.
Penelitian ini mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada
pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini akan lebih
baik menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembandingnya dipilih yang
memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau
mengalami kejadian yang berbeda.
d. Penelitian Komparatif (Comparative Research)
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalampeneliian
inipun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
Penelitian ini dialukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data melalui dengan
menggunakna instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik
untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti. Tingkat kepercayaan
pada penelitian ini pun tinggi, selain karena menggunakan instrument yang sudha
diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki krateristik yang
sama atau hampir sama.
- 7 -
e. Penelitian Korelasi (Correlational Research)
Tujuan dari penelitian ini untuk hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel
lain. Hubungan antara saru dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik.
Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarati adanya pengaruh
atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi
positif berarti nilai yang tinggi daam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang
tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarati nilai yang tinggi dalam satu
variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lainnya.
Contohnya korelasi yang tinggi antara tinggi badan dengna berat badan, tidak
berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi
antara keduanya adanya hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya
yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi timbangannya
rendah (ringan).
f. Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini diarahkan untuk pemecahan masalah atau perbaikan. Misalnya guru
yang mengadakan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswanya dalam belajar,
kepala sekolah memengadakan perbaikan terhadap manajemen disekolahnya.
Penelitian ini difokuskan pada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan.
Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan
kolaboratif (Oja & Sumarjana, 1989, stinger 1996). Peneltian tindakan kolaboratif
selain diarahkankepada perbaikan proses dan hasil yang bertujuan meningkatkan
kemampuan para pelaksana, sebab penelitian kolaboratif merupakan bagian dari
program pengembangan staf.
Kuantitatif Eksperimental
1. Eksperimen Murni (True Eksperiment)
Penelitian ini yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi sayrat-syarat
eksperimen, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol,
pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam
- 8 -
eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji akibatnya, sedang
pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan,
yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen
murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya, pengujian atau pengukuran
(test) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.
2. Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment)
Metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya
terletak pada pengontrolan variabel. Pengontrolannya dilakukan terhadap satu
variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. Misalnya pemecahan
masalah terhadap kemampuan berfikir para siswa SMA, misalnya variabel yang
cukup dominan dalam pengembangan berfikir adalah kecerdasan atau intelligensi,
maka variabel ini terkontrol atau disamakan. Pengontrolannya tidak sepenuhnya
disamakan, tetapi dipasangkan (matching). Umpamanya dari dua kelas yang akan
diambil sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, setelah diadakan
pengukuran kecerdasan, diambil secara berpasangan, umpamanya dari maisngmaisng
kelas siswa yang IQ-nya 140, 135, 130, dst sampai denagn yang IQ-nya 90.
3. Eksperimen Lemah (Weak Eksperiment)
Penelitian ini merupakan penelitian yang didesain dan perlakuannya seperti
eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama seklai. Eksperimen ini sangat
lemah tingkat validitasnya, oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan untuk
penelitian tesis dan diserrtasi, juga skripsi sebenarnya. Metode ini hanya untuk
latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan
keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.
4. Eksperimen Subjek Tunggal (Single Subject Eksperiment)
Dalam penelitian ini tidak selalu bisa bekerja dengan kelompok, baik kelompok
individu, kelas, institusi maupun organisasi. Eksperimen subjek tunggal, merupakan
eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen
subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, uasi, atau lemah berlaku. Penelitian
- 9 -
eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk
latihan kuliah, eksperimen juga dapat digunakan.
B. Penelitian Kualitatif
1. Definisi dan Paradigma
Penelitian dengan pendekatan kualitatif digunakan jika data yang akan
diambil merupakan data kualitatif yaitu data yang berupa dokumen, kata- kata
ataupun kalimat.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok (syaodih, 2005 : 60).
Dalam penelitian kualitatif keseluruhan data yang diperoleh akan diolah dan
disajikan dalam bentuk uraian naratif dan kemampuan daya analisis peneliti
sangat dituntut. Penelitian dengan pendekatan kualitatif banyak dilakukan dalam
penelitian ilmu sosial. Penelitian kualitatif bersifat induktif (peneliti membiarkan
permasalahan- permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka unntuk
interpretasi), deskriptif dan eksplanatori. Kebanyakan penelitian memberikan
deskripsi tentang situasi yang yang kompleks dan arah bagi penelitian
selanjutnya. Pada dasarnya tujuan penelitian kualitatif adalah menggambarkan,
mengungkap dan menjelaskan sesuatu.
Biasanya dalam pendekatan kualitatif peneliti dapat langsung terjun ke
lapangan menjadi participant obsevation. Peneliti akan mencatat, menganalisis,
menafsirkan data yang di dapat, melaporkan dan mengambil kesimpulan.
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang
menempatkan manusia sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya.
Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafat fenomenologis dari Edmund
Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920)
ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan
tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial.
Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan
konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di
- 10 -
kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau
kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk
tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.
Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari penelitian kualitatif,
seperti Fenomenologi, Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Harus
diakui bahwa aliran-aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun
demikian ada satu benang merah yang mempertemuan mereka, yaitu pandangan
yang sama tentang hakikat manusia sebagai subyek yang mempunyai kebebasan
menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya dalam diri masingmasing
pelaku.
Bertolak dari proposisi di atas, secara ontologis, paradigma kualitatif
berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak
cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus
mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku
(sebagai fakta) tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap
konteks yang melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan ke dalam
hukum-hukum tunggal yang deterministik dan bebas konteks.
Dalam Interaksionisme simbolis, sebagai salah satu rujukan penelitian
kualitatif, lebih dipertegas lagi tentang batasan tingkah laku manusia sebagai
obyek studi. Di sini ditekankankan perspektif pandangan sosio-psikologis, yang
sasaran utamanya adalah pada individu ‘dengan kepribadian diri pribadi’ dan pada
interaksi antara pendapat intern dan emosi seseorang dengan tingkah laku
sosialnya.
Paradigma kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat
keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti
adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri
batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya
penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori dari
kancah – bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara
epistemologis, paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber
- 11 -
pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk
melakukan verifikasi.
Dalam penelitian kualitatif, ‘proses’ penelitian merupakan sesuatu yang
lebih penting dibanding dengan ‘hasil’ yang diperoleh. Karena itu peneliti sebagai
instrumen pengumpul data merupakan satu prinsip utama. Hanya dengan
keterlibatan peneliti alam proses pengumpulan datalah hasil penelitian dapat
dipertanggungjawakan.
Khusus dalam proses analisis dan pengambilan kesimpulan, paradigma
kualitatif menggunakan induksi analitis (analytic induction) dan ekstrapolasi
(extrpolation). Induksi analitis adalah satu pendekatan pengolahan data ke dalam
konsep-konsep dan kateori-kategori (bukan frekuensi). Jadi simbol-simbol yang
digunakan tidak dalam bentuk numerik, melainkan dalam bentuk deskripsi, yang
ditempuh dengan cara merubah data ke formulasi. Sedangkan ekstrapolasi adalah
suatu cara pengambilan kesimpulan yang dilakukan simultan pada saat proses
induksi analitis dan dilakukan secara bertahap dari satu kasus ke kasus lainnya,
kemudian –dari proses analisis itu--dirumuskan suatu pernyataan teoritis.
2. Jenis atau Kategori pendekatan kualitatif
Pada dasarnya pendekatan kualitatif dibedakan menjadi dua macam,
kualitatif interaktif dan kualitatif noninteraktif. Metode kualitatif interaktif adalah
studi mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari
orang dalam lingkungan yang diteliti. Peneliti akan membuat suatu gambaran
yang komplek dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari sudut pandang para
informan. Biasanya peneliti akan berdiskusi langsung mengenai hal yang diteliti
dengan informan.
Pendekatan kualitatif interaktif dibagi menjadi lima ; yaitu metode
etnografik (biasanya digunakan dalam dalam antropologi dan sosiologi), metode
fenomenologis (psikologi dan filsafat), studi kasus (digunakan dalam ilmu- ilmu
sosial, kemanusiaan dan ilmu terapan), teori dasar (grounded theory) (dgunakan
dalam sosiologi), studi kritikal (digunakan dalam berbagai bidang ilmu).
- 12 -
a. Studi Etnografik
Studi etnografik mendeskripsikan budaya, kelompok sosial atau sistem.
Biasanya studi etnografik akan berpusat pada pola- pola kegiatan, bahasa,
kepercayaan, ritual dan cara- cara hidup. Proses penelitian etnografik biasanya
dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang lama, berbentuk observasi dan
wawancara secara alamiah dengan para informan dalam berbagai kesempatan
kegiatan dengan mengumpulkan dokumen- dokumen.
Hasilnya akan berupa komprehensif, yaitu naratif deskriptif bersifat
menyeluruh disertai penafsiran yang mengintegrasikan seluruh aspek kehidupan
dan menggambarkan kompleksitas keadaan situasi yang diteliti.
b. Studi Historis
Studi historis meneliti peristiwa- peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa
yang telah lalu diteliti kembali dengan menggunakan sumber data primer berupa
kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada. Salah satu ciri khas dari
penelitian ini adalah periode waktu: kegiatan, peristiwa, karakteristik, nilainilai,
kemajuan bahkan kemunduran dilihat dan dibahas dalam konteks waktu.
c. Studi Fenomenologis
Studi fenomenologis mencoba mencari arti dari pengalaman dalam
kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari atau menemukan makna
dari hal- hal yang mendasar dari pengalaman hidup tertentu. Penelitian jenis ini
dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang lama dengan partisipan. Isi
wawancara diarahkan pada pemehaman atau sikap informan terhadap
pengalaman hidupnya sehari- hari. Hasil penelitian diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman para pembaca tentang penghayatan dan kehidupan
orang lain.
d. Studi Kasus
Studi kasus merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk
mennghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus
- 13 -
tersebut. Kesimpulan dari penelitian studi kasus hanya berlaku untuk kasus
tersebut. Kasus dapat satu orang, satu kelas, satu sekolah, dan lain- lain. Teknik
pengumpulan data yang dapat digunakan adalah wawancara, observasi dan studi
dokumenter.
e. Teori Dasar (Grounded Theory)
Teori dasar adalah penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal
suatu bentuk penguatan terhadap suatu teori. Kesimpulan yang dihasilkan dari
penelitian adalah hal yang berkenaan dengan sesuatu hal yang kemungkinan
dapat menghasilkan teori baru atau paling tidak dapat memperkuat teori yang
telah ada.teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara recek ke
lapangan, dan studi pembandingan antar kategori.
f. Studi Kritis
Penelitian studi kritis berkembang dari teori kritis, feminis, ras, dan
pascamodern. Para peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh
orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin,jabatan,dll. Para peneliti
feminis dan etnis akan memusatkan perhatiannya pada masalah- masalah jender
dan ras sedangkan peneliti pascamodern dan kritis akan memusatkan pada
institusi sosial dan kemasyarakatan. Dalam penelitian ini peneliti akan
melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis dan penellitian
feminisme. Dalam penelitian studi krisis penelitiannya akan diawali dengan
penjabaran permasalahan- permasalahan, kesenjangan dan penindasan sosial
yang muncul. Tujuan penelitian jenis ini adalah untuk menciptakan keadilan,
kesamaan hak dan kesempatan. Penelitian studi krisis menggunakan pendekatan
studi kasus.
Penelitian kualitatif noninteraktif disebut juga penellitian analitis.
Pengkajian yang dilakukan berdasarkan analisis dokumen. Peneliti akan
mengidentifikasi, menganalisis data. Kemudian peneliti akan memberikan
intepretasi terhadap konsep, kebijakan, dan peristiwa- peristiwa yang secara
langsung atau tidak langsung dapat diamati. Sumber data dalam penelitian ini
- 14 -
adalah tidak melalui interaksi dengan sumber data orang tetapi sumber datanya
adalah dokumen- dokumen. Jenis penelitian analisis atau studi noninteraktif
adalah diantaranya analisis konsep, historis, dan kebijakan.
C. Perbedaan- perbedaan antara pendekatan kualitatif dan pendekatan
Kuantitatif
1. Perbedaan berdasarkan model penelitian
KUANTITATIF KUALITATIF
Eksperimental Non eksperimental Interaktif Noninteraktif
Eksperimental murni Deskriptif Etnografis Analisis konsep
Eksperimental lemah Komparatif Historis Analisis kebijakan
Korelasional Fenomenologis Analisis historis
Survai Studi kasus
Ekspos fakto Teori dasar
Tindakan Studi kritis
2. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif berdasarkan isinya
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
Setting penelitian buatan lepas dari tempat
dan waktu
Setting peneltian alamiah, terkait
tempat dan waktu
Analisis kuantitatif, statistik, objektif Analisis subjektif, rasional
Hasil penelitian berupa generalisasi,
prediksi
Hasil penelitian berupa deskripsi,
intepretasi
3. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif berdasarkan
pengumpulan data
Kualitatif (deskripsi) Kuantitatif (eksperimental)
Sedekat mungkin ke keadaan
kealamiah
Seringkali di laboraturium
Penjabaran deskripsi Pengukuran dan statistik
Pengumpulan data tidak berstruktur
dan spontan
Pengumpulan data terstruktur
Tidak ada perlakuan Menekankan perlakuan
- 15 -
4. Perbedaan penelitian pendekatan kualitaif dan kuantitatif secara umum
menurut Faenkel dan Wallen 1993 (Syaodih, 2005: 97)
Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Menekankan definisi operasional
yang dirumuskan sebelumnya
Menekankan deskripsi naratif
Pengukuran validitas melalui
rangkaian perhitungan statistik
Pengukuran validitas melalui cek
silang dari sumber informasi
Menekankan rangkuman statistik
dalam hasil penelitian
Menekankan rangkungan naratif
dalam hasil penelitian
Menekankan penguraian fenomena
kompleks menjadi bagian- bagian
yang lebih kecil
Menekankan deskripsi holistik dari
fenomena- fenomena yang kompleks
D. Perbedaan Paradigma Kuantitatif-Kualitatif
Bertolak dari perbedaan-perbedaan disebut di atas, dapat dicatat
berbagai perbedaan paradigma yang cukup signifikan antara penelitian
kuantitatif dengan kualitatif. Seperti dikemukakan sebelumnya, penelitian
kuantitatif memiliki perbedaan paradigmatik dengan penelitian kualitatif. Secara
garis besar, perbedaan dimaksud mencakup beberapa hal:
KUANTITATIF
1. Positivistik
2. Deduktif-Hipotetis
3. Partikularistik
4. Obyektif
5. Berorientasi kpd hasil
6. Menggunakan pandangan ilmu
pengetahuan alam
KUALITATIF
1. Fenomenologik
2. Induktif
3. Holistik
4. Subyektif
5. Berorientasi kpd proses
6. Menggunakan pandangan ilmu
sosial/antropological
Lebih lanjut perbedaan paradigma kedua jenis penelitian ini dapat dielaborasi
sebagai berikut:
Paradigma Kuantitatif A. Paradigma Kualitatif
- 16 -
1. Cenderung menggunakan metode
kuantitatif, dalam pengumpulan dan
analisa data, termasuk dalam
penarikan sampel.
2. Lebih menenkankan pada proses
berpikir positivisme-logis, yaitu suatu
cara berpikir yang ingin menemukan
fakta atau sebab dari sesuatu kejadian
dengan mengesampingkan keadaan
subyektif dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin
menegakkan obyektifitas yang tinggi,
sehingga dalam pendekatannya
menggunakan pengaturan-pengaturan
secara ketat (obstrusive) dan berusaha
mengendalikan stuasi (controlled).
4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari
situasi yang diteliti, sehingga peneliti
tetap berposisi sebagai orang “luar”
dari obyek penelitiannya.
5. Bertujuan untuk menguji suatu
teori/pendapat untuk mendapatkan
kesimpulan umum (generasilisasi)
dari sampel yang ditetapkan.
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti
juga kegiatan pengumpulan data lebih
dipercayakan pada intrumen
(termasuk pengumpul data lapangan).
7. Keriteria data/informasi lebih
1. Cenderung menggunakan metode
kualitatif, baik dalam pengumpulan
maupun dalam proses analisisnya.
2. Lebih mementingkan penghayat-an
dan pengertian dalam menangkap gejala
(fenomenologis).
3. Pendekatannya wajar, dengan
menggunakan pengamatan yang bebas
(tanpa pengaturan yang ketat).
4. Lebih mendekatkan diri pada situasi
dan kondisi yang ada pada sumber data,
dengan berusaha menempatkan diri serta
berpikir dari sudut pandang “orang
dalam”.
5. Bertujuan untuk menemukan teori dari
lapangan secara deskriptif dengan
menggunakan metode berpikir induktif.
Jadi bukan untuk menguji teori atau
hipotesis.
6. Berorientasi pada proses, dengan
mengandalkan diri peneliti sebagai
instrumen utama. Hal ini dinilai cukup
penting karena dalam proses itu sendiri
dapat sekaligus terjadi kegiatan analisis,
- 17 -
ditekankan pada segi realibilitas dan
biasanya cenderung mengambil data
konkrit (hard fact).
8. Walaupun data diambil dari wakil
populasi (sampel), namun selalu
ditekankan pada pembuatan
generalisasi.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik
(particularistik) berupa variabelvariabel
tertentu saja. Jadi tidak
bersifat holistik.
dan pengambilan keputusan.
7. Keriteria data/informasi lebih
menekankan pada segi validitasnya,
yang tidak saja mencakup fakta konkrit
saja melainkan juga informasi simbolik
atau abstrak.
8. Ruang lingkup penelitian lebih
dibatasi pada kasus-kasus singular,
sehingga tekannya bukan pada segi
generalisasinya melainkan pada segi
otensitasnya.
9. Fokus penelitian bersifat
holistik,meliputi aspek yang cukup luas
(tidak dibatasi pada variabel tertentu).
III. Kesimpulan
Berangkat dari paradigma yang berbeda antara penelitian kuantitatif dan kualitatif,
maka pada aplikasinya pun membutuhkan formula yang berbeda. Stuktur yang dibangun
memiliki karakteristik tersendiri. Namun pada hakekatnya penelitian adalah sebuah
proses mencari jawaban dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang telah
ditentukan sehingga hasil akhirnya dapat disebut sebagai abstraksi.
Daftar pustaka:
Syaodih Nana Sukamadinata, Prof, Dr. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya.
Sitorus, M. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi 2 untuk SMU Kelas 3. Jakarta:
Erlangga.
Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset
- 18 -
Sugiyono, Prof, Dr. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, dan
R&D. Alfabeta: Bandung.
- 19 -
Berikut ini adalah daftar hari besar di Indonesia, barangkali ada yang membutuhkan.
Bulan Januari
01 Januari – Tahun Baru Masehi
01 Januari – Hari Perdamaian Dunia
05 Januari – HUT Korps Wanita Angkatan Laut
10 Januari – Hari Tritura
10 Januari – Hari Lingkungan Hidup Indonesia
15 Januari – Hari Peristiwa Laut atau Samudera
25 Januari – Hari Gizi
25 Januari – Hari Kusta Internasional
Bulan Februari
02 Februari – Hari Lahan Basah Sedunia (konvensi Ramsar)
09 Februari – Hari Pers Nasional
13 Februari – Hari Farmasi
Bulan Maret
01 Maret – Hari Kehakiman Indonesia
06 Maret – Hari Kostrad
06 Maret – Hari Konvensi CITES (perdagangan satwa liar)
08 Maret – Hari Wanita Internasional
09 Maret - Hari Wanita Indonesia
10 Maret - Hut PARFI
11 Maret - Hari Surat Perintah 11 Maret (Supersemar)
18 Maret - Hari Arsitektur Indonesia
20 Maret - Hari Kehutanan Dunia
22 Maret - Hari Air Internasional
23 Maret - Hari Metereologi Sedunia
24 Maret - Hari Peringatan Bandung Lautan Api
30 Maret - Hari Film Indonesia
Bulan April
01 April – HUT Bank Dunia
06 April – Hari Nelayan Indonesia
07 April – Hari Kesehatan Indonesia
09 April – Hari Penerbangan Nasional
19 April – Hari HANSIP
21 April – Hari Kartini
22 April – Hari Bumi / Earth Day / KTT Bumi
24 April – Hari Angkutan Nasional
27 April – Hari Lembaga Pemasyarakatan Indonesia
Bulan Mei
01 Mei – Hari Buruh Internasional
01 Mei – Hari Peringatan Pernbebasan Irian Barat
02 Mei – Hari Pendidikan Nasional
03 Mei – Hari Surya
05 Mei – Hari Lembaga Sosial Desa
08 Mei – Hari Palang Merah Internasional
11 Mei – Hari POM TNI
17 Mei – Hari Buku Nasional
20 Mei – Hari Kebangkitan Nasional
Bulan Juni
01 Juni – Hari Lahirnya Pancasila
03 Juni – Hari Pasar & Modal Indonesia
05 Juni – Hari Lingkungan Hidup Sedunia
21 Juni – Hari Krida Pertanian
22 Juni – HUT Kota Jakarta
23 Juni – Hari Konvensi Bonn
24 Juni – Hari Bidan Indonesia
29 Juni – Hari keluarga Nasional
Bulan Juli
01 Juli – Hari Bhayangkara
01 Juli – Hari Anak-anak Indonesia
05 Juli – Hari Bank Indonesia
09 Juli – Hari Peluncuran Satelit Palapa
12 Juli – Hari Koperasi Indonesia
22 Juli – Hari Kejaksaan
23 Juli – Hari Anak Nasional
Bulan Agustus
08 Agustus – Hari ASEAN
10 Agustus – Hari Veteran Nasional
14 Agustus – Hari Pramuka
17 Agustus – Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
18 Agustus – Hari Konstitusi Indonesia
19 Agustus – Hari Departemen Luar Negeri
21 Agustus – Hari Maritim Nasional
24 Agustus – HUT TVRI
Bulan September
01 September – Hari POLWAN
04 September – Hari Pelanggan Nasional (mulai 2003)
08 September – Hari Aksara
08 September – Hari Pamong Praja
09 September – Hari Olahraga Nasional
11 September – Hari Radio Republik Indonesia
17 September – Hari Perhubungan Nasional
24 September – Hari Agraria Nasional / Hari Tani
27 September – Hari ParPostel
28 September – Hari Kereta Api
29 September – Hari Sarjana
30 September – Hari Pemberontakan PKI
Bulan Oktober
01 Oktober - Hari Kesaktian Pancasila
05 Oktober – HUT Tentara Nasional Indonesia
09 Oktober – Hari Surat Menyurat Internasional
14 Oktober – Hari Pangan Sedunia
15 Oktober – Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober – Hari Parlemen RI
24 Oktober - HUT PBB
24 Oktober - Hari Dokter Indonesia
27 Oktober - Hari Penerbangan Nasional
28 Oktober - Hari Sumpah Pemuda
30 Oktober - Hari Keuangan
Bulan November
03 November – Hari Kerohanian
10 November – Hari Pahlawan
12 November – Hari Kesehatan Nasional
14 November – Hari BRIMOB
16 November – Hari Konferensi Warisan Dunia
21 November – Hari Pohon
25 November – Hari Guru / HUT PGRI
Bulan Desember
01 Desember – Hari AIDS sedunia
02 Desember – Hari Konvensi Ikan Paus
03 Desember – Hari Penderita Cacat
04 Desember – Hari Artileri
09 Desember – Hari Armada RI
10 Desember – Hari HAM
12 Desember – Hari Transmigrasi
15 Desember – Hari Infantri
15 Desember – Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
19 Desember – HUT Tentara Nasional Indonesia
20 Desember – Hari Sosial
22 Desember – Hari Ibu
22 Desember – Hari Sosial
22 Desember – Hari Korps Wanita Angkatan Darat
25 Desember – Hari Natal
29 Desember – Hari Keanekaragaman Hayati
Untuk hari-hari besar / perayaan lain ada yang tidak saya cantumkan, hal ini karena tiap tahun berubah. Daftar ini dulu saya kumpulkan dari beberapa sumber, sayangnya dulu tidak sempat saya catat sumbernya dari mana saja. Jika ada yang salah atau kurang pada daftar tersebut mohon kiranya bisa membantu saya mengoreksinya.

Selasa, 29 Desember 2009

 
 
Foto Profil : 1.Foto mamiku saat Resepsi pernikahan kakakku
2. Fotoku yang paling ganteng Dw kata ortu